Jamur (Fungi) dan Ciri - Cirinya
Tempe merupakan makanan ciri khas dari Indonesia. Kecuali murah dan rasanya yang nikmat, tempe adalah salah satu makanan yang berkadar protein nabati tinggi. Tempe banyak diupayakan oleh warga sebagai salah satu jenis industri kecil.
Tahukah Anda cara membuat tempe dan apa yang berperanan pada proses fermentasi/peragian hingga tercipta tempe? Peragian pada pengerjaan tempe ditolong oleh satu jamur atau cendawan, kapang, atau kerap disebutkan dengan fungi.
Inginkah Anda ketahui selanjutnya mengenai wujud jamur? Kecuali tempe, minuman atau makanan apa yang proses pembikinannya ditolong oleh jamur?
Sesungguhnya ada banyak tipe jamur di seputar kita. Coba Anda perhatikan kembali di seputar halaman rumah, sekolah, atau kebun. Sudah pernahkah Anda menyaksikan jamur yang hidup di tangkai kayu atau di seputar sampah?
Bagaimana wujud dari jamur itu, terhitung tipe apa jamur itu? Ada jamur yang bisa dikonsumsi, misalkan jamur merang dan jamur kuping. Jamur tipe ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi, terhitung tipe apa jamur ini?
Kecuali memberikan keuntungan, jamur dapat juga merugikan, Misalkan mengakibatkan penyakit dan kebusukan. Contoh penyakit yang karena jamur ialah panu, kadas, dan keputihan, sedang kebusukan bisa serang akar, tangkai, daun, dan buah tanaman yang mengakibatkan petani rugi.
Karena jamur terkait dengan kehidupan kita, karena itu kita pelajari jamur lebih dalam. Saat sebelum kita mengulas akan permasalahan jamur, lebih dulu Anda kerjakan aktivitas berikut agar ketahui secara riil wujud dan beberapa ciri jamur.
Ciri-Ciri Jamur / Fungi
Bila Aktivitas Barisan 1 yang Anda kerjakan betul, karena itu Anda akan ketahui beberapa ciri jamur. Beberapa tanda jamur yang penting Anda kenali sebagai ini.
1. Ciri-ciri Morfologi
Sama seperti yang Anda perhatikan dalam Aktivitas Barisan 1, wujud jamur serupa dengan tumbuhan, tapi tidak mempunyai daun dan akar yang sejati, pun tidak memiliki klorofil hingga ia tidak bisa lakukan fotosintesis. Untuk itu jamur dikelompokkan atau dikelompokkan tertentu karena tidak bisa dikelompokkan di di tumbuhan atau hewan.
Hasil dari aktivitas yang Anda kerjakan, Anda bisa ketahui rupanya tipe jamur ada yang bisa disaksikan langsung atau memiliki bentuk makroskopis dan ada yang perlu dilihat memakai mikroskop karena memiliki bentuk mikroskopis.
Biasanya jamur memiliki sel banyak (multiseluler) misalkan jamur merang dan jamur tempe, tapi ada pula yang bersel tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/ Saccharomyces. Jamur yang multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebutkan dengan hifa.
Hifa yang bersekat dan tidak bersekat
Dari Gambar terlihat jika pada hifa yang bersekat, setiap penyekat ada satu sel yang terdiri dari satu atau beberapa pokok sel. Adapun pada hifa yang tidak bersekat, pokok selnya menyebar dalam sitoplasma yang disebutkan dengan sinositik.
Sama seperti yang kelihatan pada mikroskop, beberapa sel jamur ini telah mempunyai membran pokok sel, hingga digolongkan sebagai organisme eukariotik. Dinding sel jamur ini dibuat dari kitin yang bisa memberi wujud dari beberapa sel jamur.
Hubungan/kelompok hifa-hifa ini akan membuat satu miselium, dan miselium berikut yang tumbuh menebar di atas substrat dan berperan sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.
Bagaimanakah cara jamur memperoleh makanan? Sama seperti yang Anda saksikan, karena jamur tidak memiliki klorofil, jadi ia tidak bisa berfotosintesis, hingga hidup secara heterotrof dengan mendapatkan zat makanannya dengan meresap dari lingkungannya atau substratnya.
Tapi makanannya yang berupa senyawa-senyawa kompleks akan dirinci lebih dulu di luar sel jamur, yakni dengan hasilkan enzimenzim hidrolitik ekstraseluler.
Makanan jamur dapat berawal dari beberapa sumber seperti tanah subur, produk makanan bikinan pabrik, badan hewan atau tumbuhan, baik yang telah mati (sebagai saprofit) atau yang hidup.
Jamur yang hidup pada inang hidup bisa bersimbiosis kualitasalisme, yakni bisa menolong tumbuhan mendapatkan mineral dari tanah. Tapi umumnya memiliki sifat parasit, jamur ini mempunyai haustorium, yakni satu hifa yang khusus dipakai untuk meresap makanan dari inangnya.
2. Langkah Bereproduksi
Lewat cara natural, jamur bisa berkembang biak dengan 2 langkah, yakni secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilaksanakan dengan pemisahan, yakni dengan sel membagikan diri untuk membuat dua sel anak yang sama, penguncupan, yakni dengan sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembangunan spora.
Spora aseksual ini berperan untuk menebarkan speciesnya dengan jumlah yang besar dengan lewat mediator angin atau air.
Ada banyak jenis spora aseksual, salah satunya seperti ini.
Konidiospora, sebagai konidium yang tercipta di ujung atau disamping hifa. Ada yang memiliki ukuran kecil, bersel satu yang disebutkan mikrokonidium, kebalikannya konidium yang memiliki ukuran besar dan bersel banyak disebutkan makrokonidium.
Sporangiospora, sebagai spora bersel satu yang tercipta dalam kantung yang disebutkan sporangium, pada ujung hifa khusus.
Ada dua jenis sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebutkan aplanospora dan sporangiospora yang bisa bergerak karena memiliki flagela yang disebutkan zoospora.
Oidium/artrospora, yakni spora bersel tunggal yang tercipta karena terputusnya beberapa sel hifa.
Klamidospora, sebagai spora bersel satu, berdinding tebal, dan benar-benar resisten pada kondisi yang jelek. Spora ini tercipta dari beberapa sel hifa yang somatik.
Blatospora sebagai tunas/kuncup pada beberapa sel khamir.
Perkembangbiakan jamur secara seksual dilaksanakan dengan peleburan pokok sel/nukleus dari 2 sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang-jarang dilaksanakan dan banyaknya semakin sedikit dibanding secara aseksual. Perkembang-biakan ini terjadi jika ada pada kondisi tertentu.
Macam-Macam Spora Seksual Jamur
Askospora
Sebagai spora bersel satu yang tercipta dalam kantung yang diberi nama askus. Dalam tiap askus ada askospora.
Basidiospora
Sebagai spora bersel satu yang tercipta di atas susunan berupa gada yang diberi nama basidium.
Zygospora
Sebagai spora besar berdinding tebal, tercipta dari ujung-ujung dua hifa yang cocok yang diberi nama gametangia.
Oospora
Sebagai spora yang tercipta dari tatap muka di antara gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), hingga bisa terjadi pembuahan (oosfer) dan akan hasilkan oospora.
3. Ciri-ciri Fisiologi
Coba Anda perhatikan makanan seperti selai atau manisan yang telah basi! Jika sudah basi, kerap makanan itu kelihatan warna kehitaman, warna itu sebagai jamur yang menghancurkan, bukan bakteri.
Dengan begitu, bisa dijumpai jamur lebih tahan hidup pada kondisi alam seputar yang tidak memberikan keuntungan dibanding dengan jasad-jasad renik yang lain. Jamur bisa tumbuh pada temperatur yang luas dari temperatur yang dekati 0°C sampai 37°C.
Posting Komentar untuk "Jamur (Fungi) dan Ciri - Cirinya"