Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi Serta Pengelompokkannya
Saraf pusat
Saraf pusat ada dua, yakni otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya sebagai pusat peraturan semua rutinitas badan, baik gerak badan atau reaksi-reaksi kimia pada tubuh.
a. Otak
Pada periode embrio otak berkembang dengan beberapa bagian:
1. Otak depan, disebutkan serebrum; talamus, hipotalamus, dan hipofisis
2. Otak tengah berisi lobus optikus (pusat pandangan pada vertebrata rendah)
3. Otak belakang terdiri dari serebelum dan medulla oblongata.
Susunan otak
Pada otak ikan, otak depan, otak tengah, dan otak belakang masih terang. Pada mamalia (misalkan otak manusia), serebrum berkembang terbesar, memimpin beberapa bagian yang lain, dan tutupi beberapa bagian otak yang lain.
Lobus optikus perannya berpindah ke otak besar dan ukuran menjadi kecil, disebutkan korpora quadrigemina.
Demikian juga peranan beberapa bagian lain, sebagian besar berpindah ke otak besar. Cuman serebrum yang tinggal. Dengan begitu, pada otak mamalia yang terlihat terang ialah otak besar atau serebrum, otak kecil (serebelum), dan medulla oblongata.
Peranan Otak
Seperti sudah dipastikan di muka, saraf pusat sebagai pengontrol semua aktivitas badan. Di otak, ada dua belas pasang saraf pengontrol aktivitas badan, sedang di sumsum tulang belakang ada 31 pasang saraf pengontrol rutinitas badan.
Saraf Tepi
Saraf tepi ialah beberapa sel saraf yang berada di luar pusat saraf. Ada di semua badan, baik otot, kelenjar, tulang, bahkan juga beberapa sel badan. Saraf tepi ialah peluasan atau percabangan dari otak dan sumsum tulang belakang.
Saraf tepi sebagai alat penyampai rangsang badan ke pusat saraf untuk ditanggapi. Ada tiga barisan saraf tepi, yakni:
- Saraf kranial
- Saraf spinal
- Saraf otonom
a. Saraf Kranial
Dua belas pasang saraf keluar dari permukaan belakang otak manusia, terdiri dari saraf sensorik dan saraf motorik. Dua belas pasang saraf kranial ini terima info dan mengaturnya berbentuk tindakan dari bermacam organ dan beberapa bagian kepala, salah satunya mata, telinga, hidung, lidah, dan muka.
Untuk ketahui lebih terang berkenaan saraf kranial dan organ-organ yang dikuasainya.
Saraf kranial dan organ-organ yang dikuasainya
Walau saraf kranial nampaknya cuman memberi respon rangsang di seputar kepala, ada banyak pasang saraf yang memberi respon kotak suara, pangkal kerongkongan, detak jantung, paru-paru, dan aliran pencernaan.
b. Saraf Spinal
Sumsum tulang belakang mem- wujud banyak pasangan saraf. Pada manusia ada 31 pasang saraf. Tiap pasang saraf keluar dari sela yang tercipta di antara 2 vertebra.
Tiap pasang saraf ini meres- pons rangsang aktivitas badan, di saraf-saraf pinggang luar wilayah kepala. Semua saraf spinal sebagai kombinasi saraf sensorik (aferen) dan motorik (eferen). Saraf spinal terkait dengan mekanisme kerja saraf otonom
c. Saraf Otonom
Mekanisme saraf otonom diatur oleh performa saraf-saraf motorik yang ada pada sumsum tulang belakang dan beberapa saraf kranial yang mengendalikan beberapa gerakan pada tubuh, seperti pergerakan otot jantung, pergerakan otot-otot aliran pencernaan, dan sekresi hormon dan enzim oleh kelenjar.
Anda bisa menyaksikan selengkapnya mekanisme saraf otonom yang mengendalikan kerja organ-organ badan secara kinetis dan hormonal.
Mekanisme saraf otonom bekerja di bawah kontrol saraf tidak sadar. Ada dua jenis mekanisme saraf otonom yang bekerja antagonis.
Pertama, mekanisme saraf parasimpatetik, beberapa sel sarafnya berawal dari sumsum tulang leher dan sumsum batas terikuth tulang belakang.
Kedua , mekanisme saraf simpatetik, beberapa sel sarafnya keluar dari sumsum sisi tengah ruas-ruas tulang belakang. Biasanya, kedua mekanisme saraf otonom ini bekerja pada organ yang serupa, misalkan, mekanisme simpatetik keluarkan hormon norepinephrin tingkatkan kecepatan renyut jantung, karena itu mekanisme parasimpatetik keluarkan hormon asetilkolin yang perlambat renyut jantung karena kerja hormon norepinephrin.
a) Peranan tangkai otak
Awalnya pembangunan otak ialah tangkai otak (terkadang disebutkan otak sisi bawah). Ada 3 sisi tangkai otak, yakni medula oblongata, pons, dan otak tengah. Ketiganya berperan dalam rekonsilasi dengan situasi keadaan luar badan, gerakan, penghantaran, dan pengangkutan info ke pusat otak yang semakin tinggi.
Medulla oblongata berperan mengendalikan pernafasan, jantung, rutinitas pembuluh darah, proses menelan, muntah, dan pencernaan. Pons berperan sama dengan medulla oblongata, khususnya dalam penataan pusat pernafasan di medula.
Semua akson saraf sensoris dan motoris yang menertibkan lalu lintas info dan perintah daerah otak sisi atas akan melalui tangkai otak, ditata oleh pons dan medula. Disamping itu, pons dan medula mengendalikan pengaturan pergerakan badan, misalkan berjalan.
Otak tengah berperan sebagai pusat akseptasi bermacam tipe info dari sel saraf sensorik, sebagai pusat prediksi info untuk dikirimkan ke otak depan (serebrum).
Nukleus pada otak tengah berperanan dalam mekanisme pendengaran (auditori) dan refleks pandangan (visual). Pusat penglihatannya sendiri telah terpadu dalam serebrum.
b) Peranan serebelum
Sisi otak selanjutnya, yakni serebelum atau umum disebutkan otak kecil. Peranan intinya ialah mengoordinasi gerakan, status sendi dan panjang otot, terima info dari mekanisme auditori dan visual.
Serebelum terima pernyataan dari serebrum lewat saraf motorik, untuk lakukan bermacam perlakuan hingga terjadi pengaturan di antara pergerakan dan kesetimbangan. Banyak tanggapan motoris yang dikoordinir oleh serebelum.
c) Peranan serebrum
Serebrum sebagai sisi otak yang ukuran terbesar. Didalamnya ada talamus, hipotalamus, dan hipofisis. Talamus sebagai pusat yang menerima info dari saraf sensorik yang ke arah serebrum, dan jadi pusat pengeluaran info lewat saraf motoris yang tinggalkan serebrum.
Seperti pintu, talamus ialah pintu info untuk serebrum. Info dari semua indra disaring dalam talamus untuk selekasnya dikirim ke pusat otak sisi atas untuk diinterpretasi selanjutnya.
Hipotalamus sebagai pintu serebrum yang mengendalikan emosi dan sikap badan ketika menjaga (terjaga), mengendalikan rekonsilasi badan pada lingkungan (homeostatis). Dalam hipotalamus terdapat hormon pituitari posterior dan hormon pituitari inferior.
Hipotalamus pengontrol pusat lapar, haus, tanggapan seksual, sikap kawin, tanggapan semangat hidup, dan rasa nikmat. Hipotalamus dapat mengendalikan jam biologis manusia.
Serebrum sebagai pusat integrasi paling kompleks. Sebagian besar pusat penataan badan dilaksanakan oleh serebrum.
Banyak misalnya, seperti pergerakan otot kerangka, tanggapan badan pada semua indra, seperti pandangan, pendengaran, penciuman, pengecapan, tanggapan merasa sakit, dingin, panas, sentuhan, dan penekanan.
Serebrum mengendalikan kekuatan bicara, bahasa, penghitungan, dan proses pemrosesan info yang cepat. Beberapa kemampuan itu ditata oleh belahan serebrum kiri. Belahan kanan mengendalikan pemahaman lewat emosi dan bahasa dan penekanan suara, dan kreasi.
b. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang sebagai kelanjutan atau kepanjangan dari otak. Seperti otak, sumsum tulang belakang tersusun atas jaringan saraf, yakni beberapa sel saraf (neuron) dan beberapa sel penunjangnya, yakni neuroglia atau beberapa sel glia.
Sumsum tulang belakang berada pada bagian punggung, diproteksi dalam tulang-tulang belakang (vertebrata). Manusia mempunyai 33 vertebra, 7 di leher, 12 di wilayah belakang dada, 5 di pinggang, 5 di panggul, dan 4 tulang ekor.
Sumsum tulang belakang mempunyai sisi yang warna putih dan kelabu. Sisi kelabu membuat huruf H, tersusun dari tubuh sel saraf, neuroglia, dendrit, dan serabut-serabut saraf. Karena tidak diselaputi mielin yang disebut zat lemak, sisi ini warna kelabu.
Sisi putih sebagai lajur serabut saraf (kelompok neurit) yang bermielin. Sumsum tulang belakang berperanan dalam pengaturan rutinitas badan, khususnya yang terkait dengan rutinitas otonom.
Posting Komentar untuk "Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi Serta Pengelompokkannya"