Pengolahan Limbah Industri
Pembangunan dapat meningkatkan dan membawa kemajuan bagi negara serta masyarakatnya. Namun dalam pembangunan industri, bisa saja berdampak buruk pada lingkungan. Banyak pabrik menghasilkan limbah industri berupa limbah padat maupun limbah cair.
Efek dari limbah industri adalah pencemaran tanah, udara, dan air. Untuk menanggulangi masalahan pencemaran limbah industri, diciptakan berbagai metode untuk memperkecil tercemarnya lingkungan.
Dalam prosesnya, pengolahan limbah terdiri dari proses fisika, kimia dan biologi. Proses fisika-kimia adalah kondisi yang menuntut menggunakan kedua proses tersebut.
Proses ini banyak digunakan pada limbah industri bakterial kering, industri soda, industri kawat, industri baja, industri pelapisan logam dan lain sebagainya. Pada umumnya digunakan di dalam air yang terdapat bahan-bahan yang mudah diendapkan apabila bereaksi dengan bahan kimia tertentu.
Dalam prosesnya, air ditampung dalam saringan kasar yang kemudian dialirkan ke bak pengendap pasir. Kemudian diaduk pada tangki berikutnya agar terjadi reaksi yang merata antara limbah dan bahan pengendap. Kemudian limbah dibiarkan tenang agar bahan yang telah bereaksi mengendap secara perlahan-lahan.
Tahap berikutnya endapan dikeluarkan dengan pompa penghisap lumpur ke tangki pengental lalu dikeringkan.
Pada tahap menetralisirkan, bahan penetral yang digunakan tidak sama dan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya proses penetralisiran ditempatkan pada akhir proses yaitu pada saat limbah dibuang ke perairan.
Jenis-jenis proses penetralisiran limbah adalah sebagai berikut:
1. Proses dengan Trickling Filter
Sesudah dilakukan proses fisika kimia, limbah akan diolah dengan menggunakan proses biologis yaitu proses yang menggunakan saringan testes dengan melakukan sistem pengikatan zat pencemar pada kondisi aerobik.
Apabila masih ada bahan yang belum disaring, maka akan dilanjukan pada tahap pengendapan yang dilengkapi dengan proses netralisir.
2. Proses dengan Lumpur Aktif
Perbedaan proses ini dengan proses trickling filter adalah lumpur aktif yang mengandung bakteri tertentu.
Agar limbah bisa menyatu dengan lumpur aktif, dilakukan aerasi dengan menggunakan oksigen untuk menguraikan zat-zat organik menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu karbondioksida dan air.
3. Proses dengan Sistem Aerasi
Pada sistem aerasi disediakan alat Aerator untuk mensuplai udara. Semakin besar dan banyak jumlah udara yang diperlukan, maka semakin besar ukuran aerator.
Kolam aerasi memiliki fungsi sebagai reaktor untuk melakukan pencampuran air limbah dengan udara yang disediakan dari aerator.
Dalam proses ini diperlukan kolam pengendapan, agar lumpur bisa mengendap dan terurai menjadi karbondioksida dan air.
4. Sistem Fisika Kimia Biologi dengan Kolam Oksidasi
Proses ini hampir sama dengan proses fisika kimia. Hanya saja pada kolam oksidasi terdapat proses biologi dengan memanfaatkan mikroba dalam air agar bahan-bahan organik dalam limbah hancur.
Proses kolam oksidasi berjalan secara alami, yaitu berlangsung pada waktu sinar matahari dapat memasuki dasar kolam.
Posting Komentar untuk " Pengolahan Limbah Industri"