Energi Ramah Lingkungan
Semakin berkurangnya sumber energi dari fosil membuat para ilmuwan terus berkonsentrasi mencari energi alternatif. Efek pemanasan global juga membuat semua orang mulai terus berpikir keras untuk menemukan energi alternatif ramah lingkungan.
Ramah lingkungan artinya bahwa energi alternatif tersebut tidak menimbulkan masalah berat bagi lingkungan seperti yang ditimbulkan oleh energi yang bersumber dari fosil.
Manusia sebagai mahluk hidup yang selalu mengeluarkan kotoran sebagai bagian dari proses metabolisme bisa jadi sebagai sumber bahan baku energi alternatif ramah lingkungan.
Bioenergi
Bioenergi adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan atau menerangkan energi alternatif yang tidak berasal dari fosil. Bioenergi berasal dari tumbuh-tumbuhan, kotoran hewan, kotoran manusia, dan sampah. Pencarian sumber energi alternatif ini terjadi di seluruh dunia. India contohnya.
Pertumbuhan penduduknya yang cepat cukup mengkhawatirkan banyak pihak. Pemerintah mulai menggalakkan kampanye penggunaan biogas (campuran metan dan karbodioksida yang didapat dari pembusukan bahan organik) untuk memasak.
Pesantren Al-Hikmah di Gunung Kidul juga menggunakan biogas dari kotoran manusia untuk memasak.
Jumlah santrinya yang 700 orang ditambah banyaknya tamu yang berkunjung untuk menengok anak atau sekedar ingin tahu proses pembuatan biogas, ternyata tetap membuat pesantren ini merasa kekurangan sumber kotoran manusia sebagai bahan baku biogasnya.
Bila biogas ala pesantren Al-Hikmah ini dikembangkan dengan lebih serius di seluruh wilayah Indonesia, rasanya dengan jumlah penduduk yang jutaan, Indonesia tidak akan kekurangan bahan baku pembuat biogas ini –jika diorganisir dengan baik.
Kalau pesantren Al-Hikmah mendapatkan bantuan mesin pembuat biogas dari Jerman, rasanya mungkin para ilmuwan Indonesia bisa membuat mesin sejenis tapi dengan harga yang lebih murah. Andai saja satu desa mempunyai satu mesin, maka biaya dapur untuk setiap keluarga di desa tersebut bisa ditekan.
Kotoran Sapi dan Sampah
Kotoran manusia dapat menjadi sumber penyakit yang mematikan kalau tidak tertangani dengan baik. Bakteri E-coli yang terdapat dalam kotoran manusia itu dapat menyebabkan diare. Selain itu, bau yang dihasilkannya sangat mengganggu konsentrasi dan mengurangi nafsu makan.
Jadi memanfaatkan kotoran tersebut untuk kemaslahatan manusia adalah ide yang sangat cemerlang. Gas metan yang dihasilkan oleh kotoran tersebut dapat dijadikan bahan bakar untuk memasak atau bahkan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Selain kotoran manusia, kotoran sapi sudah lama dimanfaatkan oleh para peternak sapi untuk dijadikan biogas.
Pemanfaatan kotoran sapi ini selain membuat lingkungan manusia bersih, sapi-sapi yang berada di kandang pun senang dengan tempat yang bersih. Selain kedua jenis kotoran itu, sampah pun sudah lama dilirik sebagai bahan baku biogas.
Apalagi sampah organik yang berasal dari pabrik-pabrik agroindustri yang juga semakin banyak di Indonesia. Misalnya limbah kelapa sawit. Dengan teknologi anaerobik, sampah dan limbah tersebut dapat diolah menjadi bioenergi.
Pemanfaatan sampah sebagai bahan dasar biogas ini dapat menjadi salah satu solusi penanganan sampah di kota-kota besar. Penumpukan sampah di tengah kota hingga mencapai tinggi bermeter-meter yang mengganggu pemandangan dan lalu-lintas seperti yang pernah terjadi di Bandung mungkin tidak akan terjadi lagi.
Perluasan tempat pembuangan akhir pun tidak perlu dilakukan karena sampah termanfaatkan dengan maksimal dan optimal.
Posting Komentar untuk " Energi Ramah Lingkungan"