Jembatan Suramadu Surabaya
Jembatan Suramadu sudah dibuka sejak tahun 10 Juni 2009 silam. Namun, apakah manfaat pendidirian jembatan ini telah dirasakan oleh masyarakat?
Sebelum mencari tahu manfaat apa saja yang telah diperoleh masyarakat dengan adanya pembangunan Jembatan Suramadu, sebaiknya kita perlu cari tahu terlebih dulu sejarah pembangunan jembatan tersebut.
Awalnya, masyarakat Madura yang hendak ke Surabaya harus menumpang kapal penyeberangan (kapal ferry) sehingga dipandang kurang hemat waktu. Seiring berjalannya waktu kegiatan perekonomian Surabaya dan Madura makin meningkat.
Sehingga diperlukan waktu yang lebih singkat untuk menemupuh jarak antara Surabaya dan Madura. Oleh karena itu, Pemerintah Jawa Timur lalu memberikan solusi untuk dibangun sebuah jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura.
Sejak diresmikan pada 2009, Jembatan Suramandu Surabaya dinobatkan sebagai jembatan terpanjang di negara ini (Indonesia) yakni mencapai 5.438 meter dan pembangunanya menghabiskan dana sekitar 4,5 triliun.
Ketika melewati Suramadu tentu tidak asing, jembatan ini terbagi dalam tiga bagian, yakni jalan layang yang berada di sisi masing-masing pulau dengan panjang sekitar 1458 meter di sisi Surabaya dan 1818 meter di sisi Madura, kemudian disambung dengan jembatan penghubung yang masing-masing panjangnya sekitar 627 meter.
Terakhir, jembatan utama yang berada di tengah, namun jembatan utama ini juga dibagi lagi menjadi 3 jalur, yakni dua membentang dari di samping kanan kiri sepanjang 192 meter dan jalan utama sepanjang 434 meter.
Jembatan yang dibangun pada era Presiden Megawati ini, diharapkan mampu membangun pemerataan pendapatan antara kedua wilayah yaitu Surabaya dan Madura. Sehingga berfungsi juga untuk menekan urbanisasi, sebab selama ini urbanisasi terbesar yang datang ke kota Surabaya adalah berasal dari Madura.
Suramadu Menjadi Tempat Wisata
Tujuan utama pembangunan jembatan ini memang untuk mempercepat perekonomian di Pulau Madura khususnya bagian insfrastruktur.
Namun masyarakat di Kota Surabaya dan luar daerah tak jarang berkunjung ke Jembatan Suramandu untuk berwisata. Bahkan, mereka ada yang datang jauh-jauh dari luar kota hanya untuk melihat kemegahan dan keindahan jembatan suramadu.
Pemandangan di jembatan ini memang tak kalah menarik dengan tempat wisata lainnya. Pada malam hari kita bisa melihat gemerlap cahaya lampu yang menghiasi menara jembatan sedangkan pada siang hari kita bisa melihat luasnya lautan yang mengelilingi samping kanan dan kiri jembatan.
Selain itu mata juga dimanjakan dengan pemandangan patung Jalesveva Jayamahe dan kawasan Pantai Kenjeran, jika beruntung kita juga bisa melihat kapal-kapal yang lalu lalang yang sedang berlayar.
Pada saat melintas jembatan ini, kita juga akan melihat menara kembar yang berada di tengah jembatan. Tinggi menara ini mencapai 140 meter dan berfungsi sebagai penopang jembatan utama.
Sedangkan dibagian bawah menara, tepatnya di kolong jembatan sengaja dibuat lebih tinggi sekitar 35 meter di atas permukaan laut. Tujuannya supaya kapal-kapal yang melintas di kolong jembatan ini dapat dengan mudah berlayar.
Mungkin kita bosan, jika berkunjung ke Suramadu hanya menikmati pemandangan dari atas jembatan, tak perlu kuatir soal itu, sebab kita juga bisa berjalan-jalan di selat Madura tersebut dengan menaikki kapal atau menyewa perahu.
Caranya juga cukup gampang, jika ingin naik kapal silahkan saja datang ke pelabuhan tanjung perak terlebih dahulu dan jaraknya juga cukup jauh, sedangkan jika hendak naik perahu cukup mendatangi daerah dekat kaki. Jembatan Suramadu saja dan kita akan diajak untuk melewati kolong jembatan.
Perlu diingat juga bahwa untuk menuju Jembatan Suramadu Surabaya bisa menggunakan bus. Naiklah bus dari Terminal Bungurasih Surabaya dan mencari bus jurusan Madura, jika ingin melihat Jembatan Suramadu dari sisi Surabaya maka sebaiknya turun bus sebelum memasuki kawasan tol.
Namun jika hendak melanjutkan perjalanan hingga ke Pelabuhan Kamal juga tidak masalah, waktu yang ditempuh pun cukup singkat yakni 10 menit perjalanan.
Wisatawan yang bekunjung ke Jembatan ini juga bisa berburu kuliner yang banyak terdapat di sepanjang jalur Surabaya Madura.
Makanan khas yang mudah dijumpai seperti soto madura dan sea food, mulai dari cumi-cumi, kakap, gurami, kepiting dan sirip ikan hiu juga dapat ditemukan di wilayah ini. Kenikmatan makan akan semakin terasa kala memandang Jembatan Suramadu yang terlihat jelas dari tempat makan.
Kendaraan pribadi pun juga bisa digunakan untuk melintasi jembatan terpanjang di Indonesia ini, namun akan dikenakan tarif sekitar Rp.30.000,- untuk mobil.
Jika menggunakan motor akan dikenakan tarif Rp.3.000,- anda juga harus waspada sebab angin yang bertiup di atas Jembatan Suramadu cukup kencang, sebab tak jarang kadang jalur sepeda motor ditutup sementara jika tiupan angin sangat kencang, sebaiknya taati rambu-rambu yang ada.
Sementara itu, tarif untuk kendaraan golongan II (truk dengan dua gandar) tarifnya Rp.45.000,-. Kendaraan golongan III (truk dengan tiga gandar) tarifnya Rp. 60.000,- dan untuk kendaraan golongan IV (truk dengan empat gandar) sebesar Rp.75.000,- serta untuk kendaraan golongan V (truk dengan lima gandar atau lebih) dikenakan tarif Rp.90.000,-
Tarif dan Dampak Positif Suramadu
Masuknya Jembatan Tol Suramadu yang tidak gratis ini tentunya juga menyita perhatian publik untuk ingin tahu berapa kira-kira pendapatan per hari, dari Jembatan Suramadu yang berhasil menghubungkan Kota Surabaya dan Madura ini.
Data dari pemerintah Kabupaten Bangkalan menyebutkan bahwa pendapatan per hari jembatan ini mencapai angka 510 miliar.
Pasalnya hampir setiap hari jumlah kendaraan yang melintas Jembatan Suramadu Surabaya ini mencapai 44 ribu kendaraan, dengan pembagian 14 ribu kendaraan roda empat dan sisanya yakni 30 ribu kendaraan roda empat.
Jumlah pendapatan tol Jembatan Suramadu memang sangat fantastis, itu artinya pembangunan jembatan memiliki dampak positif.
Dampak postif yang telah dirasakan oleh masyarakat Surabaya dan Madura yang utama adalah adanya lalu lintas yang nyaman alias terbebas dari macet. Sebab sebelum ada jembatan masyarakat yang hendak menyeberang selat Madura harus andri di pelabuhan atau pun antri naik perahu.
Dengan adanya jembatan Suramadu ini maka mereka bisa membawa kendaraan pribadi untuk melintas antar kota khususnya lebih cepat menghubungkan Jawa dan Madura. selain mempermudah transportasi, dampak lainnya yaitu mempersingkat waktu hingga 1,5 jam dan hemat biaya sekitar tujuh ribu rupiah per orang untuk angkutan umum.
Selain nyamannya lalu lintas, pembangunan jembatan ini juga merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian di kedua wilayah. Sebab di sekitar Jembatan Suramadu selalu ramai oleh aktivitas Pedagang Kaki Lima (PKL).
Bahkan, beberapa pedagang yang biasanya berdagang ditengah kota ada yang berpindah haluan berdagang di sekitar jembatan. Hal ini dikarenakan daerah sekitar Jembatan Suramadu tidka pernah sepi pengunjung. Data pada awal pembukaan, PKL yang tercatat disana sudah mencapai 510 PKL untuk Kabupaten Bangkalan.
Sementara itu, untuk Produk Domestik Regional bruto juga terus mengalami peningkatan. Bahkan untuk wilayah Kabupaten Bangkalan menjadi yang tertinggi bila dibanding dengan daerah lain di Madura.
Hal ini disebabkan karena adanya permintaan barang dan jasa yang juga mengalami kenaikkan. Lancarnya transportasi publik juga berpengaruh pada pertumbuhan per kapita suatu daerah.
Jika pendapatan per kapita suatu daerah naik maka digunakan senagai tolok ukur untuk kesejahteraan rakyatnya. Begitu juga dengan Kabupaten Bangkalan, kini pendapatan per kapita rata-rata per tahun telah bertambah sebanyak 93,63 persen.
Berdasarkan wacana media, kini percepatan penyediaan infrastruktur di Kabupaten Bangkalan juga telah berkembang. Saat ini, sudah dikembangkan jaringan internet di Pulau Madura yang diharapakan juga mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Fakta yang ada dilapangan menunjukkan bahwa penduduk di kaki Jembatan Suramadu Surabaya (khususnya Kabupaten Bangkalan) telah mengalami peningkatan yakni sebesar 59,30 persen.
Posting Komentar untuk " Jembatan Suramadu Surabaya"