Berbagai Macam Teori Asal Usul kehidupan
Darimana asal usul kehidupan? Pertanyaan mendasar ini hingga sekarang belum terpecahkan dengan tuntas. Meski banyak spekulasi dan teori yang diuraikan, namun masih belum memuaskan para ahli untuk menjawab asal usul tentang kehidupan yang ada di bumi ini.
Meski demikian, teori-teori tersebut masih layak untuk diperbincangkan dan diperdebatkan. Banyak para ahli biologi, kimia bahkan astronomi berusaha untuk menemukan bagaimana asal mula kehidupan yang ada di Bumi ini.
Teori-Teori Tentang Asal-Usul Kehidupan
a. Teori Penciptaan (The Creation Theory)
Teori pertama adalah teori penciptaan. Teori ini menyebut bahwa kehidupan yang ada di Bumi, khususnya manusia, hewan dan tumbuhan diciptakan oleh Tuhan. Dari proses awal penciptaan hingga sekarang, Bumi memiliki bentuk yang tidak berubah.
b. Teori Keadaan Bumi yang Selalu Tetap Stasioner
Teori asal usul kehidupan yang kedua ini kurang dapat diterima, karena menganggap bumi dan semua spesies makhluk hidup di dalamnya tidak memiliki asal mula.
c. Teori Kosmozoa
Teori ini menyebut bahwa perkiraan asal usul tentang kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa. Terutama disebabkan jatuhnya meteor maupun komet ke Bumi yang memiliki banyak kandungan senyawa-senyawa organik sederhana dan kemudian menjadi benih-benih kehidupan.
Contoh senyawa organik tersebut diantaranya adalah cyanogen atau asam hidrosianida. Atas dasar teori inilah, mungkin bukan Bumi sajalah satu-satunya planet yang memiliki kehidupan.
d. Teori Abiogenesis
Teori ini bermula ketika peneliti asal Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek menemukan jasad renik yang bergerak dari setetes air rendaman jerami yang dia amati melalui mikroskop buatannya sendiri.
Teori ini hampir sama dengan Teori Abiogenesis yang diungkapkan oleh Aristoteles. Teori Abiogenesis memiliki nama lain Generatio Spontanea. Teori ini mengungkap bahwa asal usul kehidupan berasal dari benda yang tidak hidup. Meski demikian, teori Generatio Spontanea mendapat banyak tantangan.
Salah satunya adalah pembuktian yang dilakukan oleh Francesco Redi. Dia merebus dua potong daging yang masih segar, hingga mendidik maksudnya supaya daging tersebut steril. Daging yang telah matang dimasukkan dalam dua toples kaca yang berbeda. Toples pertama dibiarkan terbuka, sedangkan toples kedua ditutup rapat-rapat.
Toples pertama dihinggapi banyak lalat, sedangkan toples kedua terlindung dari lalat. Hasilnya, di toples pertama didapati banyak sekali larva lalat, sedangkan di toples kedua nihil dari larva lalat.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah, larva yang ada di dalam toples pertama berasal dari lalat-lalat yang hinggap di dalam toples kemudian meletakkan telur-telurnya di atas daging. Sedangkan di toples kedua, tidak ditemukan larva lalat, karena induk lalat tidak mampu meletakkan telur di dalam toples akibat tertutup rapat.
Percobaan Francesco Redi ini kemudian disempurnakan oleh peneliti asal Italia yang bernama Lazzaro Spallanzani. Dirinya melakukan eksperimen dengan air kaldu. Dia menyiapkan tiga tabung yang diisi dengan air kaldu.
Di kaldu pertama, mulut tabung dibiarkan terbuka. Di tabung kedua, mulut tabung juga dibiarkan terbuka, namun air kaldu dididihkan. Sedangkan tabung ketiga, mulut tabung tertutup rapat dengan tambahan lapisan lilin.
Tabung-tabung tersebut kemudian dibiarkan selama 7 hari. Setelah 7 hari berlalu, maka pada tabung yang mulut tabungnya terbuka, air kaldu di dalamnya tampak keruh. Sedangkan pada tabung yang tertutup, air kaldu masih jernih.
Kesimpulan dari percobaan ini membuktikan, bahwa bakteri tidak muncul begitu saja dengan spontan. Namun bakteri timbul dari spora bakteri dari udara luar yang masuk dan tumbuh di air kaldu. Hal ini kian melemahkan teori asal usul tentang kehidupan abiogenesis.
e. Teori Biogenesis
Meski percobaan Spallanzani banyak mendapat apresiasi, namun tidak sedikit pendukung teori Aristoteles dan Antonie van Leeuwenhoek yang mengungkapkan kelemahan percobaan tersebut.
Salah satunya adalah tidak adanya kontak dengan udara luar untuk toples ketiga. Kelemahan percobaan Spallanzani ini kemudian berhasil disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli Mikrobiologi dan Biokimia asal Perancis.
Dirinya melakukan percobaan menggunakan pipa berbentuk leher angsa. Hal ini memungkinkan bakteri masih bisa berhubungan dengan udara luar dan sebaliknya. Setelah beberapa hari, ternyata hasil percobaan tersebut hampir sama dengan percobaan Spallanzani.
Percobaan Louis Pasteur sekaligus menumbangkan teori abiogenesis yang selama ini masih kokoh dipegang sebagai dasar asal usul kehidupan di kalangan masyarakat.
f. Teori Evolusi Biokimia atau Teori Biologi Modern
Teori Biologi Modern mengungkapkan bahwa asal usul kehidupan bermula dari reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan asam amino, dimana zat ini merupakan dasar pembentukan setiap sel makhluk hidup.
Unsur utama dari asam amino adalah C, H, N dan O. C berasal dari CH4, H berasal dari H2, N berasal dari NH3 dan O berasal dari H2O. Dimana atmosfer banyak mengandung senyawa tersebut. Teori ini menjelaskan bahwa senyawa-senyawa tersebut kemudian terkena loncatan bunga api listrik dan membentuk asam amino.
Dua ahli Biologi modern yang mengungkap teori ini adalah Harold Urey dan Oparin. Harold Urey, seorang ahli kimia asal Amerika mengungkapkan sebuah teori bahwa kehidupan bermula di lautan kemudian berevolusi menuju ke daratan.
Untuk membuktikan hipotesis Harold Urey maka Stanley Miller, seorang mahasiswa Universitas Chicago membuat alat seperti tabung kaca dengan berbagai kelengkapan untuk memasukkan gas-gas pembentuk asam amino. Alat tersebut juga dilengkapi dengan elektroda yang berfungsi sebagai sumber listrik. Dari percobaannya terbukti dapat terbentuk senyawa asam amino.
Evolusi Kimia
Stanley Miller mencoba mensimulasikan bagaimana atmosfer bumi ketika dalam kondisi purba di skala laboratorium. Dia memasukkan berbagai gas seperti H2, CH4, H2O dan NH3 dan air ke dalam alat yang dia buat.
Air dipanasi sehingga menguap dan bercampur dengan gas yang dimasukkan. Kemudian ditambahkan listrik bertegangan tinggi yang disimulasikan sebagai halilintar. Ternyata timbul reaksi, dan terbentuk senyawa-senyawa sederhana seperti asam amino, ribosa dan adenin.
Evolusi Biologi
Teori berikutnya disampaikan oleh seorang ahli biologi Rusia yang bernama Alexander Oparin. Oparin menyebut bahwa asal usul kehidupan bermula dari atmosfer primitif di Bumi yang banyak mengalami reaksi-reaksi kimia, dan menghasilkan senyawa-senyawa organik penyusun sel.
Reaksi ini kemudian bersentuhan dengan energi pereaksi berupa radiasi sinar ultraviolet. Senyawa organik yang dihasilkan disebut sebagai sop purba, dimana bermulanya kehidupan. Tumpukan senyawa organik akan menimbulkan gumpalan yang disebut sebagai koaservat.
Timbunan ini kaya akan bahan-bahan organik yang kemudian membentuk selaput lipid, dimana kita tahu bahwa membran sel terdiri atas lipid yang berjajar. Selaput ini kemudian melindungi koaservat yang berada di dalamnya.
Meski demikian, secara ilmiah, Oparin masih kesulitan menjelaskan bagaimana mekanisme terbentuknya koaservat menjadi sebuah sel dan kemudian menghasilkan organisme heterotrofik. Yaitu organisme yang dapat berkembang biak sekaligus mengambil nutrisi dari sop purba yang tersisa.
Selain itu dirinya juga sangat kesulitan untuk menjelaskan bagaimana berubahnya struktur sel dari benda yang tidak hidup menjadi benda hidup dengan keteraturan fungsi yang luar biasa.
Teori asal usul tentang kehidupan berkembang dari masa ke masa. Termasuk teori terakhir yang termutakhir yang diungkapkan oleh Miller dan Oparin. Teori evolusi kimia secara ilmiah telah teruji di laboratorium, meski banyak mendapat tentangan dan memiliki banyak kelemahan. Sedangkan teori evolusi biologi sampai sekarang belum bisa dibuktikan secara ilmiah melalui eksperimen.
Meskipun banyak hal yang bisa dibuktikan dari teori-teori di atas, namun secara mendasar asal usul kehidupan sampai sekarang belum terjawab. Karena kehidupan bukan hanya tentang terbentuknya bahan-bahan dasar asam amino, kehidupan bukan hanya tentang terbentuknya sel dan replikasinya. Dan kehidupan bukan hanya simulasi di laboratorium.
Lebih jauh dari itu, kehidupan adalah masalah tatanan struktur sel yang saling berinteraksi dan bekerja sama dengan sangat teratur. Kehidupan adalah tentang intelegensi makhluk hidup dalam mencari dan mendapatkan makanan.
Kehidupan juga tentang keseimbangan alam yang bisa menjalankan diri sesuai fungsinya. Dan kehidupan juga tentang moral, etika, estetika dan keyakinan manusia. Ilmu pengetahuan pun adalah bagian dari kehidupan. Karena itu, sepertinya masih butuh waktu yang sangat panjang bagi manusia, sehingga bisa membuktikan secara ilmiah tentang asal mula kehidupan sebenarnya.
Posting Komentar untuk " Berbagai Macam Teori Asal Usul kehidupan"