Memahami Bencana Gempa Bumi
Wilayah-wilayah yang ada di Indonesia termasuk ke dalam daerah rawan terkena bencana, apalagi bencana alam geologi.
Penyebabnya adalah posisi Indonesia yang ada pada pertemuan tiga lempeng tektonik di dunia, ketiga lempeng itu adalah Lempeng Euro-Asia di bagian barat, lempeng Australia di bagian selatan, dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur. Tiga lempeng tektonik itulah yang menunjang banyaknya bencana gempa bumi yang terjadi.
Salah satu bencana geologi yang paling sering terjadi adalah gempa bumi. Bencana ini merupakan getaran atau guncangan dengan skala tertentu yang terjadi di permukaan bumi. Gempa dapat datang secara tiba-tiba di semua daerah rawan bencana.
Oleh karena itu, kita harus selalu waspada menghadapi kemungkinan terjadinya gempa karena sampai saat ini belum ada satu metode pun yang dapat memperkirakan kejadiannya secara akurat.
Sebagai bencana alam yang kerap terjadi, bencana ini tidak bisa dicegah dan tidak bisa diperkirakan kedatangannya. Jadi, yang perlu kita lakukan hanyalah berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi dampak yang ditimbulkannya, serta berusaha melakukan penyelamatan diri kita dan orang-orang di sekitar kita.
Faktor Penyebab Gempa Bumi
Secara umum, penyebab gempa bumi berasal dari aktivitas geologis yang terjadi di dalam lapisan bumi. Gempa yang paling sering terjadi diakibatkan oleh proses tektonik berupa pergerakan kulit bumi.
Saat proses ini berlangsung, terjadi lepasnya energi yang dapat menyebabkan pergeseran atau dislokasi pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
Bumi yang kita tempati, walaupun padat, selalu bergerak dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi akibat pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa yang terjadi akibat proses ini disebut gempa tektonik. Negara kita adalah wilayah yang termasuk paling sering mengalami gempa tektonik karena sebagian besar wilayahnya berada di dalam ring of fire atau lingkar gunung api dunia dan berada persis di patahan lempeng bumi, yakni lempeng Australia dan Eurasia, di mana keduanya merupakan faktor utama pencetus gempa bumi.
Selain aktivitas tektonik, penyebab alami kegempaan yang lainnya adalah karena adanya kegiatan sesar di dalam permukaan bumi, runtuhan batuan dalam volume cukup banyak, sehingga menimbulkan gempa lokal dan aktivitas vulkanik dari gunung berapi di suatu tempat. Gempa bumi juga dapat ditimbulkan karena benturan meteor yang menghunjam permukaan bumi.
Selain karena faktor alam, gempa juga dapat terjadi karena adanya campur tangan manusia, seperti sisa-sisa terowongan atau bekas pengeboran yang runtuh, penggunaan dinamit, penggunaan bom atom, serta ledakan dahsyat dari fasilitas nuklir atau bahan kimia dalam jumlah besar.
Akibat Bencana Gempa Bumi
Bencana yang sering datang tiba-tiba ini benar-benar menjadi momok yang menakutkan dan membahayakan bagi peradaban manusia. Dalam skala yang cukup besar, gempa bumi sering mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal.
Kerusakan akibat gempa terjadi karena getaran gempa merambat ke semua bagian dari bumi. Pada permukaan bumi, adanya getaran itu bisa menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan-bangunan, sehingga bisa menimbulkan adanya korban meninggal.
Getaran gempa dapat juga memicu terjadinya bencana lain, seperti runtuhan batuan, tanah longsor, dan berbagai jenis kerusakan tanah yang lain bisa merusak seluruh permukiman padat penduduk.
Gempa bumi bisa juga menyebabkan terjadinya bencana lanjutan, seperti berupa kecelakaan industri kebakaran dan transportasi juga banjir akibat dari runtuhnya tanggul maupun bendungan.
Namun, dari sekian banyak bencana ikutan tersebut yang paling menakutkan adalah terjadinya tsunami. Jika gempa bumi berpusat di tengah laut dangkal (0 - 30 km), dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter, serta memiliki pola sesar naik atau sesar turun, maka gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.
Jadi, perlu digarisbawahi bahwa banyaknya korban jiwa, luka-luka, maupun harta benda saat gempa bukanlah diakibatkan oleh getaran yang terjadi, melainkan akibat gejala yang mengikutinya, seperti gedung yang runtuh, material bangunan yang jatuh, jembatan yang patah, sehingga menimbulkan kecelakaan lalu-lintas, banjir, tanah longsor, serta tsunami.
Tindakan Jika Terjadi Gempa Bumi
Beberapa tindakan yang harus dilakukan pada saat terjadi gempa bumi di antaranya adalah sebagai berikut:
- Getaran gempa terjadi beberapa saat, jika kita merasakannya, maka sedapat mungkin lakukanlah penyelamatan diri dan keluarga.
- Segera keluar dari rumah, gedung, atau bangunan tempat kita berada tanpa menimbulkan kepanikan.
- Jika tidak sempat menyelamatkan diri keluar gedung atau bangunan, carilah perlindungan yang cukup kuat untuk melindungi kita dari jatuhan material bangunan, misalnya berlindung di bawah meja yang kokoh atau kolong tempat tidur.
- Hindari tempat penampungan bahan bakar yang mudah meledak karena tekanan, jika memungkinkan matikan kompor atau bahan mudah terbakar lainnya sebelum meninggalkan rumah atau gedung.
- Hindari menggunakan lift, jika terperangkap di dalam lift segera minta pertolongan dengan menggunakan alat komunikasi.
- Jika di luar rumah atau bangunan, hindari dinding tembok atau kaca, papan reklame, tiang listrik, dan pohon besar, carilah tempat lapang.
- Jika di dalam kendaraan, segera berhenti di tempat yang aman.
- Jika berada di gunung, hindari tebing atau batuan yang dapat longsor atau jatuh.
- Jika di pantai, segera menyelamatkan diri ke tempat yang cukup tinggi untuk menghindari terjadinya tsunami.
- Jika memungkinkan carilah informasi sebanyak mungkin, beri pertolongan kepada orang di sekitar kita yang membutuhkan dan tetap berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Upaya Mengurangi Dampak Gempa Bumi
Kerusakan akibat bencana gempa tidak hanya terjadi akibat gempa dan gejala yang mengikutinya, tetapi juga karena ketidakberdayaan manusia yang mengalaminya.
Dengan demikian kita harus selalu berupaya untuk mengurangi dampak gempa secara dini. Di antara upaya yang dapat dilakukan oleh semua pihak di antaranya adalah sebagai berikut.
Semua bangunan terutama rumah, gedung pemerintahan, pabrik, sekolah, dan fasilitas umum lebih baik dibangun dengan perencanaan dan konstruksi yang tahan terhadap getaran atau gempa, khususnya di daerah rawan gempa.
Pebuatan bangunan harus mengikuti standar dari kualitas bangunan dengan memperhatikan unsur-unsur bahan bangunan, kestabilan, sanitasi, dan keseimbangan gedung terhadap beban yang dialaminya.
Memperbaiki berbagai bangunan vital yang telah ada menjadi lebih kuat dan tahan gempa.
Rencanakanlah lebih dulu sebelum memilih tempat untuk menampatkan pemukiman agar bisa mengurangi tingkat kepadatan hunian khususnya di daerah rawan gempa bumi. Daerah yang rapat, tidak hanya berpotensi menyebabkan korban yang banyak, tetapi juga menyulitkan penyelamatan dan evakuasi.
Zonasi atau pemetaan daerah yang sangat rawan gempa juga mengatur penggunaan lahan yang hasilnya bisa disosialisasikan kepada warga masyarakat.
Pendidikan juga penyuluhan yang disampaikan kepada masyarakat mengenai berbagai bahaya gempa bumi dan diajarkan seperti apa cara penyelamatan diri jika akan atau sudah terjadi gempa bumi.
Ikut serta dalam berbagai pelatihan program untuk mengupayakan keselamatan, serta kewaspadaan masyarakat terhadap terjadinya gempa bumi, juga pertolongan pertama.
Persiapkan berbagai alat pemadam kebakaran, juga peralatan penggalian, dan peralatan yang dapat melindungi masyarakat lainnya. Hal ini sangat diperlukan jika sewaktu-waktu gempa terjadi.
Rencana kedaruratan atau kontinjensi untuk melatih anggota keluarga menghadapi gempa bumi. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan melalui sekolah, pelatihan oleh lembaga, seperti BNPB, serta penanaman wawasan kebencanaan melalui berbagai media informasi.
Pembentukan kelompok untuk melakukan aksi penyelamatan bencana dengan dibekali berbagai pelatihan, seperti pelatihan, pertolongan pertama, dan pemadaman kebakaran.
Demikian penjelasan mengenai bencana gempa bumi yang kerap terjadi di Indonesia. Semoga uraian tersebut bermanfaat bagi Anda dan menambah wawasan Anda mengenai bencana yang sering terjadi di Indonesia.
Posting Komentar untuk " Memahami Bencana Gempa Bumi"