Teori Umum Mengenai Sistem Respirasi Manusia
Dalam penciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia diberi kemampuan untuk bernafas dengan sistem respirasi yang diciptakan Tuhan. Fungsinya untuk kelangsungan manusia hidup di muka bumi ini.
Sistem respirasi yang baik harus didukung oleh anatomi-anatomi organ tubuh yang berfungsi untuk kegiatan manusia dalam bernafas.
Sistem pernapasan dapat juga disebut dengan sistem respirasi atau bernafas kembali. Peristiwa pernafasan atau respirasi merupakan rangkaian peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) melalui anatomi-anatomi tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (CO2 )yang merupakan sisa oksidasi ke luar tubuh (ekspirasi).
Sistem respirasi berperan dalam menyediakan oksigen (O2) yang diambil dari atmosfer dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) dari sel-sel tubuh manusia ke udara bebas. Proses bernapas berlangsung dalam beberapa langkah dan berlangsung dengan dukungan saraf pusat dan sistem kardiovaskular.
Pada dasarnya sistem pernafasan terdiri atas rangkaian saluran udara yang mengantarkan udara luar agar dapat bersentuhan dengan membran kapiler alveoli yang memisahkan antara sistem pernafasan dan sistem kardiovaskular.
Proses-Proses dalam Sistem Respirasi Manusia
Dalam sistem respirasi atau sistem pernafasan, tubuh beserta organ-organ yang berkepentingan harus mengalami beberapa proses agar oksigen (O2) benar-benar bisa dihirup sempurna dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan.Serangkaian proses yang dialami tubuh dalam sistem respirasi antara lain adalah:
Ventilasi pulmonary (proses pernapasan) Ventilasi pulmonal adalah jalan masuk dan keluarnya udara dari saluran pernafasan dan paru-paru.
Respirasi eksternal adalah difusi oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dalam paru-paru dan kapiler pulmonary.
Dalam proses respirasi eksternal, udara yang masuk atau yang dihirup manusia mengandung oksigen (O2) untuk kemudian diikat darah lewat difusi (penyebaran molekul zat dan gas atau cairan yang konsentrasinya tinggi ke gas atau cairan yang konsentrasinya lebih rendah).
Pada saat yang bersamaan darah yang mengandung karbondioksida (CO2) dilepaskan atau lazimnya seperti kita menghembuskan napas.Proses difusi itu sendiri berlangsung di paru-paru (alveolus).
Terjadinya difusi pada sistem respirasi eksternal dikarenakan ada perbedaan tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus.
Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara berbeda. Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah.
Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara.
Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan lebih kecil dibandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
1. Respirasi Internal
Respirasi internal merupakan proses respirasi dimana terjadinya pertukaran gas oksigen (O2) dengan karbondioksida (CO2) yang melibatkan sel-sel darah dan jaringan tubuh. Proses masuknya oksigen (O2) ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui difusi sebagaimana yang terjadi pada sistem respirasi eksternal.
Bedanya terletak pada perpindahan zatnya. Proses terjadinya difusi pada sistem respirasi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah.
Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
2. Respirasi Seluler
Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen (O2) oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan produk oksidasi karbondioksida (CO2) dan air (H20) oleh sel-sel tubuh. Dari respirasi seluler akan dihasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan seperti sintetis, gerak dan pertumbuhan.
Oleh sebab itu mengapa seseorang yang masih hidup bisa melakukan pergerakan pada tubuhnya dikarenakan ada energi tubuh yang dihasilkan oleh respirasi seluler ini.Saluran Pernafasan Pada Sistem Respirasi Manusia memiliki dua saluran pernafasan dalam sistem respirasi tubuhnya.
Saluran-saluran pernapasan tersebut terdiri atas saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Saluran pernapasan memiliki fungsi umum sebagai filtrasi atau penyaring, penghangat,dan pelembab udara yang masuk.
Saluran pernafasan bagian atas meliputi:
a. Rongga Hidung
Rongga hidung terdiri atas dua nasalis yang merupakan pintu masuk menuju rongga hidung. Rongga hidung adalah dua kanal sempit yang satu sama lainnya dibatasi oleh septum nasalis. Dinding rongga hidung dilapisi oleh mukosa respirasi serta epitel batang, bersilia, dan berlapis semu.
Dalam sistem respirasi udara yang akan masuk ke dalam paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih dahulu. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan melewati hidung.Dalam hidung terdapat saluran-saluran yang menghubungkan antara rongga hidung dengan kelenjar-kelenjar air mata.
Bagian tersebut dikenal dengan nama kantong Nasolakrimalis. Kantong nasolakrimalis ini berfungsi mengalirkan air melalui hidung yang berasal dari kelenjar air mata jika seseorang menangis.
b. Faring
Faring atau yang dikenal dengan sebutan anak tekak merupakan pipa berotot yang bermula dasar tengkorak dan berakhir sampai persambungannya dengan esophagus dan batas tulang rawan krikoid.
Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring terdiri atas tiga bagian yang diberi nama berdasarkan letaknya.
Masing-masing faring tersebut adalah nasofaring (faring yang terletak dibelakang hidung), nasofaring (faring yang terletak dibelakang mulut) dan laringofaring (faring yang terletak di belakang laring).
Saluran pernafasan lainnya adalah saluran pernafasan bagian bawah yang memiliki fungsi umum sebagai saluran pernafasan dalam sistem respirasi yang membawa dan memproduksi oksigen hingga ke alveoli.
Pada sistem respirasi yang memiliki bagian-bagian sendiri pula seperti:
Laring
Laring atau yang dikenal dengan sebutan tenggorokan adalah organ yang terletak di antara faring dan trakea
Trakea
Trakea merupakan organ yang berbentuk sebuah tabung yang memiliki diameter kira-kira 2,5 sentimeter dengan panjang 11 sentimeter. Trakea terletak setelah laring dan memanjang ke bawah. Ujung trakea bercabang menjadi dua bagian bronkus kanan dan bronkus kiri.
Bronkus
Bronkus mempunyai struktur yang hampir serupa dengan trakea. Bronkus terdiri atas bronkus kiri dan bronkus kanan yang tidak simetris. Bronkhus kanan bentuknya lebih pendek, lebih lebar dan arahnya hamper vertikal dengan trakea.Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang, lebih sempit dan sudutnya pun lebih runcing.
Masalah-Masalah dalam Sistem Respirasi
Sistem respirasi atau pernafasan kadangkala menemui gangguan-gangguan dalam prosesnya. Ini akan menjadi suatu masalah yang serius yang dihadapi manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Dimana kelangsungan hidup manusia tergantung penuh terhadap kemampuannya untuk bernafas menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan CO2 (karbondioksida).
Masalah-masalah yang sering ditemui dalam sistem respirasi atau sistem pernafasan manusia biasanya disebabkan adanya gangguan pada beberapa organ tubuh yang mempunyai peran penting dalam proses pernapasan.
Jika organ-organ tubuh yang berperan dalam proses mengalami gangguan, maka otomatis sistem respirasi tidak berfungsi normal sebagaimana mestinya.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam sistem pernapasan antara lain:
1. Hipoksia
Hipoksia adalah defisiensi oksigen yaitu kondisi berkurangnya kadar oksigen dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ.
2. Hiperkapnia
Hiperkapnia adalah peningkatan kadar karbondioksida (CO2)dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan hipoksia. Hiperkapnia akan menyebabkan kadar karbondioksida (CO2) berlebih.
3. Hipokapnia
Hipokapnia berbanding terbalik dengan hiperkapnia. Hipokapnia merupakan penurunan kadar karbondioksida (CO2) yang terjadi akibat pernafasan yang cepat dan penghembusan karbondioksida (CO2). Penurunan kadar karbondioksida akan menyebabkan terjadinya jumlah bikarbonat berlebih dalam cairan tubuh.
4. Penyakit Pulmonar Obstruktif Menahun
Kelompok penyakit Pulmonar Obstruktif menahun adalah penyakit seperti asma, bronchitis kronik, dan emfisema. Merokok atau menghirup asap rokok secara berlebihan serta lingkungan yang sarat polusi akan memacu permasalahan pernafasan dalam sistem respirasi.
5. Kanker paru
Penyakit ini sering dikaitkan dengan merokok, tapi peluang terjadinya bisa juga menimpa orang-orang yang bukan perokok.
6. Tuberchlosis
Penyakit tuberkulosis disebabkan bakteri yang dapat mempengaruhi semua jaringan tubuh namun paling umum terjadi pada organ vital sistem respirasi yaitu paru-paru.
7. Pneumonia
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, protozoa, virus, dan zat kimia. Penyakit ini membuat proses inflamasi infeksi akut yang mengakibatkan alveoli penuh terisi cairan atau lendir.
Karena begitu vitalnya sistem respirasi bagi makhluk hidup terutama manusia, maka seharusnya manusia bisa menjaga tubuh dalam keadaan sehat. Tubuh yang sehat akan membantu sistem respirasi berjalan baik dan bebas hambatan.
Fakta Menarik Tentang Sistem Respirasi
Apa itu sistem respirasi? Sistem respirasi adalah sistem pernapasan. Dapat juga didefinisikan sebagai proses pemanfaatan oksigen oleh sel untuk membakar glukosa. Saat kita menarik napas, oksigen yang dihirup. Dan ketika membuang nafas, karbondioksida lah yang dibuang. Begitu terus terjadi berulang kali.
Mengapa proses respirasi terjadi pada diri kita? Hal ini dikarenakan setiap sel di dalam tubuh manusia selalu membutuhkan pasokan oksigen tanpa henti. Glukosa membutuhkan oksigen tersebut untuk melakukan pembakaran. Glukosa adalah molekul berenergi tinggi dari makanan yang telah dicerna.
Makanan tersebut didapat sel dari darah. Sistem respirasi pada manusia melibatkan banyak organ dalam pelaksanaannya. Ada saluran pernapasan bagian atas dan ada pula saluran pernapasan bagian bawah.
Di saluran pernapasan atas terdiri atas hidung, sinus, mulut, dan faring atau tenggorokan. Hidung merupakan indera penciuman milik manusia.
Hidung manusia dapat membedakan lebih dari 10.000 bahan kimia yang berbeda. Tahukah Anda kalau anjing bisa mencium 10.000 kali bau yang samar dibanding manusia? Molekul bau dikenali oleh sejumlah sel khusus yang disebut epitelium olfaktori.
Olfaktori sendiri diartikan sebagai “berhubungan dengan indra penciuman”. Epitelium olfaktori sendiri mengandung lebih dari 25.000 sel-sel reseptor yang memiliki semacam rambut pendeteksi bau yang disebut silia hingga 20 buah.
Ketika kita bersin, itu adalah salah satu cara tubuh untuk mempertahankan diri dari serangan yang berasal dari luar tubuh. Bersin, pilek, atau flu adalah bentuk pertahanan diri tubuh manusia. Jadi, tidak perlu merasa terlalu cemas jika mengalami hal tersebut.
Sistem respirasi juga melibatkan sinus yang merupakan rongga udara di dalam tulang penyusun kening dan wajah pada tengkorak.
Jika ada lendir yang menyumbat, maka kita akan mengalami flu. Ada rasa sakit yang bisa menjalar hingga kepala dan membuat suara berubah. Untuk yang mengalami gangguan atau masalah serius, bahkan kadang harus diambil tindakan operasi untuk menyembuhkan bagian ini.
Kemudian, ada langit-langit lunak yang tidak kalah pentingnya dan berada di pangkal mulut. Langit-langit lunak ini sebenarnya merupakan selapis jaringan tipis yang akan tertekan ke arah rongga hidung ketika kita menelan. Jadi, indera ini berfungsi untuk mencegah makanan masuk ke dalam hidung.
Anda tentu tahu bagaimana sakitnya jika ada makanan yang “tersesat” dan masuk ke sana. Manusia memiliki tenggorokan untuk melengkapi sistem respirasi. Tenggorokan merupakan sebuah organ yang bentuknya mirip tabung dan berada di area leher.
Tenggorokan terhubung dengan telinga juga melalui sebuah saluran yang terbuka saat kita menelan. Apa manfaatnya? Untuk menyeimbangkan tekanan udara yang ada. Tenggorokan berawal dari pangkal mulut dan hidung. Di bagian ujung tenggorokan terdapat dua buah cabang.
Yang pertama disebut dengan laring. Cabang ini merupakan sebuah saluran yang menjadi tempat masuknya udara ke paru-paru. Sementara cabang yang kedua dikenal dengan istilah esofagus. Esofagus merupakan saluran khusus untuk tempat makanan masuk hingga ke perut.
Tuhan sudah mengatur sedemikian sempurna sehingga keduanya tidak tertukar. Bayangkan apa jadinya kalau paru-paru dipenuhi makanan dan perut justru dibanjiri udara. Di dalam tenggorokan juga terdapat epiglotis yang semacam katup.
Fungsi indera ini adalah untuk mencegah makanan masuk ke dalam laring saat kita menelan. Jadi, epiglotis akan bergerak ke bawah dan menutup laring di saat yang tepat.
Saluran pernapasan juga dilengkapi dengan tonsil dan adenoid. Meski tidak langsung berpengaruh terhadap proses respirasi,namun memiliki arti yang sangat penting dalam hal kesehatan organ manusia bagian atas.
Keduanya akan membengkak untuk membantu penyembuhan jika terjadi infeksi telinga, hidung, atau tenggorokan. Adenoid letaknya di ujung rongga hidung, sedangkan tonsil di belakang tenggorokan bagian atas.
Jika pembengkakan terlalu besar, kadang keduanya terpaksa diangkat melalui tindakan medis. Manusia memiliki sepasang paru-paru yang memegang peranan penting dalam sistem respirasi. Paru-paru ini bentuknya mirip kantong empuk yang bersemayam di rongga dada.
Ada dua cabang saluran pernapasan terbesar yang kita miliki, dan itu disebut dengan bronkus. Kedua bronkus ini mempunyai percabangan saluran pernapasan lagi namun dalam ukuran lebih kecil. Inilah yang kita kenal dengan nama bronkiolus.
Tahukah Anda kalau di setiap ujung bronkiolus terdapat beberapa kantong udara yang ukurannya sangat kecil.
Kantong udara itu disebut juga dengan alveoli. Alveoli ukurannya memang tidak besar. Namun ternyata, jika organ ini dikeluarkan dan diratakan, mampu menutupi hingga setengah ukuran lapangan sepakbola!
Setiap manusia memiliki 300 buah alveoli yang tiap bagiannya dibungkus pembuluh darah yang berukuran sangat kecil.
Saking kecilnya, dinding alveoli sendiri hanya memiliki tebal setara dengan satu sel. Hal ini membuat oksigen dan karbondioksida mudah terserap melalui dinding alveoli.
Meski demikian, alveoli memungkinkan penyerapan oksigen di dalam darah dalam jumlah banyak saat kita menarik napas. Jumlah yang sama pun akan terserap balik ke arah saluran pernapasan untuk dikeluarkan tatkala kita membuang karbondioksida.
Kita tentu pernah menderita selesma. Saat itu rasanya sungguh tidak nyaman dan sulit bernapas seperti biasa. Itu karena seluruh permukaan saluran pernapasan kita ditutupi oleh lapisan lendir kental yang menebal. Lendir itu berfungsi untuk melindungi paru-paru kita saat tubuh dalam kondisi tidak fit seperti ini.
Manusia dewasa umumnya bernapas rata-rata sebanyak 15 kali dalam satu menit. Jika sedang berlari, tentu jumlahnya bisa meningkat hingga menjadi lebih dari lima kali lipat. Sementara, bayi biasa bernapas hingga 40 kali per menit.
Normalnya, satu tarikan nafas akan menghirup udara hingga 0,4 liter. Akan tetapi, jumlahnya bisa meningkat hingga sepuluh kali lipat andai kita menarik napas panjang.
Beberapa Masalah pada Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada manusia kadang harus berhadapan dengan beberapa masalah yang bisa membuat ketidaknyamanan saat bernapas. Beberapa penyakit menyerang organ-organ yang kita gunakan untuk bernapas.
Yang pertama adalah asma. Penyakit ini belum ada obatnya sampai saat ini. kemungkinan untuk sembuh total dapat dikatakan nyaris mustahil. Penderita hanya bisa mengurangi frekuensi serangan dengan menjaga diri dari berbagai faktor pencetus.
Kemudian ada penyakit bronkitis yang biasa menyerang bronkus. Penyakit ini sebenarnya bersifat ringan dan bisa sembuh total. Hanya saja kadang kala menjadi masalah yang serius jika diderita pada usia lanjut atau dengan penderita dengan riwayat penyakit menahun.
Kemudian ada influenza yang sangat sering menyerang manusia. Penyakit ini bukan sesuatu yang asing dan sesungguhnya bukan penyakit serius. Namun tetap harus diobati hingga tuntas karena pada beberapa kasus influenza malah berujung pada pneumonia yang bisa mengakibatkan kematian pada lansia atau anak-anak.
Jadi, tetap harus diwaspadai jika terkena penyakit ini. belakangan malah muncul beberapa varian influenza yang sangat berbahaya seperti flu burung.
Juga ada penyakit yang bernama asbestosis yang menyerang saluran pernapasan akibat terlalu sering menghirup udara yang mengandung serat asbes. Akibatnya, timbul jaringan parut yang luas di kedua paru-paru.
Jaringan parut itu akan mengganggu kinerja paru-paru sehingga tidak dapat mengembang dan mengempis dengan sempurna sebagaimana mestinya. Pekerja di pertambangan atau konstruksi rentan terkena penyakit ini.
Penyakit berbahaya yang menyerang sistem respirasi adalah TBC. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi oleh suatu jenis bakteri yang cukup berbahaya. Penduduk Indonesia sendiri hingga kini banyak yang menderita TBC meski sebenarnya penyakit ini dapat diobati hingga sembuh. Indonesia bahkan menjadi negara ketiga terbesar di dunia dengan masalah ini.
Masih ada penyakit lain yang menyerang organ-organ yang berhubungan dengan sistem respirasi manusia. Dari yang ringan hingga yang berat. Itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk memperhatikan kesehatan. Tidak mer0kok hanyalah salah satu contoh saja.
Posting Komentar untuk "Teori Umum Mengenai Sistem Respirasi Manusia"