Koil, Komponen Setrika Listrik yang Utama
Teknologi senantiasa menawarkan kemudahan. Namun tanpa kesadaran tinggi, teknologi beresiko tinggi pula. Salah satunya adalah setrika listrik.
Pada generasi awal yang tak dilengkapi saklar otomatis, panas yang dialirkan pada lempengan logam di bawah itu akan mencapai panas sangat tinggi sehingga menyebabkan putusnya lilitan atau coil setrika listrik. Komponen setrika listrik utama memang terletak pada koil ini.
Pada dasarnya sebuah setrika listrik terdiri dari pegangan, pelat dasar setrika, elemen pemanas atau coil, lampu indikator, kabel dan saklar otomatis. Pegangan berfungsi sebagai alat memegang setrika manakala kita akan menggerakan maju dan mundur.
Pegangan ini harus mampu meredam panas yang dialirkan daya listrik menjadi energi panas. Sebelum menyetrika, sering-seringlah memeriksa pegangan ini, jangan sampai terlalu longgar baut-bautnya atau bahkan terhubung dengan aliran listrik yang bisa berbahaya manakala dipegang dalam keadaan tersambung ke sumber listrik.
Komponen kedua yang juga harus mendapat perhatian adalah plat atau lempengan dasar setrika. Pada lempengan inilah aliran listrik yang telah diubah menjadi energi panas melalui koil. Kalau sering dipergunakan tanpa dirawat dengan baik, bagian lempeng ini bisa berkarat.
Padahal jika lempeng ini berkarat, maka aliran panas akan terhambat sehingga lempengan tidak optimal sementara aliran listrik tetap berfungsi. Dengan berkaratnya lempengan bawah setrika ini, di samping panas tidak optimal juga akan menyebabkan borosnya energi listrik.
Padahal untuk menghasilkan panas yang optimal sehingga bisa merapikan pakaian yang kusut, untuk produk di Indonesia, setrika listrik ini membutuhkan daya minimal 350 watt dalam tegangan 220 Volt.
Komponen selanjutnya adalah koil. Secara sederhana, koil adalah sebuah lilitan kawat yang dililitkan pada lempengan asbes atau dari bahan lain yang tahan panas. Melalui koil inilah arus listrik dialirkan sehingga menimbulkan panas.
Panas dari koil inilah yang akan dihantarkan pada lempengan bawah setrika, sehingga Anda bisa menyetrika pakaian yang kusut menjadi rapi.
Dalam setrika tradisional yang menggunakan bara api, aliran panas ke lempeng bagian bawah setrika bersumber dari panas bara yang ditampung di bagian rongga tengah setrika. Prinsipnya sama, yaitu mengalirkan panas ke bagian bawah lempengan setrika.
Jika dalam setrika tradisional yang panasnya bersumber dari bara, dengan seiringnya waktu, bara akan berkurang kekuatan panasnya, maka sebaliknya dalam setrika listrik yang menggunakan coil sebagai penghantar panas, makin lama akan semakin panaslah lempengan kawat dalam lilitan asbes itu, sehingga bisa menyebabkan putus.
Di sinilah diperlukan saklar otomatis yang bisa hidup dan mati dalam suhu tertentu. Tanpa alat ini, setrika listrik akan menjadi benda berbahaya. Perhatikan selalu saklar ini jangan sampai tidak berfungsi, sebelum anda mengalami dampak buruknya.
Kabel yang menghubungkan koil kepada aliran arus listrik juga merupakan bagian penting. Melalui kabel inilah arus listrik dialirkan melalui kabel sampai menimbulkan panas. Karena berhubungan dengan arus listrik, senantiasa perhatikan bagian kabel ini.
Biasanya kabel gampang mengelupas pelindungnya akibat terkena gesekan panas pada setrika atau bahkan sering pula yang tersetrika.
Kabel setrika yang baik biasanya dilindungi dengan lilitan plastik, lalu pada bagian luarnya dililitkan pula rajutan benang sehingga tetap aman. Bagian-bagian inilah yang harus selalu diperhatikan sebelum anda menggunakan setrika listrik.
Posting Komentar untuk " Koil, Komponen Setrika Listrik yang Utama"