Alan Turing: Sang Pemecah Kode Nazi yang Di Khianati Negaranya
Dia Memecahkan Kode Nazi untuk Memenangkan Perang Dunia II. Kemudian Negaranya Sendiri Mengkhianatinya
Sebelum Bill Gates dan Steve Jobs, ada Alan Turing yang dianggap luas sebagai bapak komputer modern. Kontribusi terbesarnya adalah memecahkan kode pesan Jerman yang membantu kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia Dua. Namun, dia kemudian akan dikhianati oleh negara yang dilindunginya.
Anak Jenius dari Inggris
Alan Turing lahir pada 23 Juni 1912, di sebuah panti jompo di Maida Vale, sebuah distrik makmur di Pusat London. Ayahnya, Julius, adalah seorang pegawai negeri yang ditempatkan di India, sedangkan ibunya, Ethel, adalah putri dari kepala teknisi Kereta Api Madras. Mereka berharap anak-anak mereka, Alan dan saudaranya John, dibesarkan di Inggris, jadi mereka pulang ke tanah air mereka.
Sejak kecil, Turing menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Kepala sekolahnya di sekolah dasar mengenali bakatnya dengan cepat dan menyatakan bahwa Alan adalah seorang jenius. Pada usia 13 tahun, dia dikirim ke sekolah berasrama.
Pada hari pertamanya, ia harus mengayuh sepedanya sejauh 60 mil (97 km) untuk sampai ke Sekolah Sherborne di barat daya Inggris karena pemogokan angkutan umum. Meskipun mengalami kesulitan, Turing tetap menunjukkan bakat atletik yang mengesankan.
Namun, panggilannya terletak pada matematika. Di sekolah, beberapa gurunya tidak terkesan dengan kemampuannya. Di rapornya untuk tahun kedua terakhirnya di Sherborne, guru bahasa Inggrisnya mencatat bahwa kemampuan membaca Alan lemah dan esainya cenderung terlalu berlebihan. Meskipun ada beberapa mata pelajaran di mana Turing tidak berprestasi, ia tetap menunjukkan kecerdasan yang mengagumkan.
Memecahkan Kode Rahasia Jerman
Sebelum meninggalkan pesantren, Alan Turing telah memahami karya-karya Newton dan Einstein yang paling rumit. Kepala sekolahnya terpaksa mengakui bahwa Alan adalah seorang anak laki-laki yang berbakat dan terhormat, dan masa depan karirnya akan menjadi hal yang menarik untuk diikuti.
Turing berbagi minat dalam matematika dan sains dengan Christopher Morcom, seorang mahasiswa di Sherborne. Mereka mengembangkan persahabatan yang mendalam, meskipun perasaan Turing tidak terbalas. Namun, kesedihan Turing menjadi semakin mendalam ketika Morcom meninggal dunia secara tak terduga akibat tuberkulosis sapi yang dideritanya setelah meminum susu yang terkontaminasi.
Meskipun penuh dengan kesedihan, Turing bertekad untuk melanjutkan perjalanan akademiknya. Dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Cambridge dan lulus dengan penghargaan kelas satu dalam matematika. Setelah itu, Turing terpilih sebagai Fellow of King's College, Cambridge, dan kemudian melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk mengejar gelar Ph.D. di Princeton.
Pada tahun 1936, pada usia 23 tahun, Turing menerbitkan makalah yang sangat penting berjudul "Mesin Turing". Makalah ini menggambarkan model matematika yang dapat memecahkan masalah apa pun dan mengeksekusi setiap tugas yang dapat ditulis dalam bentuk program. Dalam praktiknya, Turing telah membangun komputer pertama di dunia.
Membongkar Enigma
Saat berada di Princeton, Turing terus mengembangkan minatnya dalam bidang kriptografi. Pada saat itu, pasukan Jerman menggunakan mesin Enigma yang terkenal untuk mengirim pesan rahasia mereka. Enigma adalah mesin yang menggantikan satu huruf dengan huruf lain untuk mengenkripsi pesan. Proses ini membuat surat yang masuk dan keluar terlihat berbeda.
Enigma adalah mesin yang sangat cerdas, dengan 103 sextillion kemungkinan kombinasi. Namun, Turing menyadari betapa pentingnya memecahkan kode Enigma dalam upaya melawan kejahatan. Pada tahun 1938, setelah kembali ke Inggris, Turing direkrut oleh Government Code and Cypher School untuk membantu memecahkan kode Enigma. Ketika perang pecah pada tahun berikutnya, Turing pindah secara penuh waktu ke Bletchley Park, markas besar organisasi tersebut di dekat London.
Di Bletchley Park, Turing fokus pada tugas yang sangat penting: memecahkan kode Enigma Jerman. Bersama dengan tim pemecah kode lainnya, termasuk Gordon Welchman, Turing mengembangkan mesin yang dikenal sebagai "The Bombe".
Mesin ini dirancang untuk menemukan pengaturan yang digunakan Enigma untuk mengacak pesan. The Bombe mereplikasi aksi beberapa mesin Enigma yang terhubung satu sama lain. Dengan keberhasilan The Bombe, Bletchley Park menjadi pabrik pemecah kode yang efisien. Lebih dari 200 mesin Bombe berhasil memecahkan ribuan pesan setiap hari dengan kecepatan yang luar biasa.
Kontribusi Besar dalam Perang
Pada awal tahun 1943, Turing memecahkan sekitar 84.000 pesan setiap bulan, atau rata-rata satu pesan setiap dua menit. Selain memecahkan kode Enigma, Turing juga bekerja pada pemecahan kode sinyal angkatan laut yang lebih kompleks. Hasil pekerjaannya ini sangat penting, terutama dalam menghadapi ancaman kapal selam Jerman di Atlantik. Karena usahanya, kapal-kapal Sekutu dapat menghindari serangan kapal selam koordinasi yang telah membahayakan suplai dan pasokan penting.
Turing memainkan peran kunci dalam kesuksesan operasi D-Day pada tahun 1944, invasi Sekutu ke Eropa. Jika Turing tidak berhasil memecahkan kode Enigma, pasukan Jerman mungkin telah memperkuat pertahanan mereka dan menunda invasi Sekutu. Kontribusi Turing dalam perang ini sangat penting dan telah membantu menyelamatkan banyak nyawa.
Namun, meskipun signifikansi kontribusinya, pekerjaan Turing di Bletchley Park tetap menjadi rahasia besar. Dia dan rekan-rekannya diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan informasi tersebut dan menandatangani perjanjian yang melarang mereka untuk membocorkan nya kepada siapa pun. Baru pada tahun tujuh puluhan, informasi tentang karya Turing dan rekan-rekannya di Bletchley Park mulai diungkapkan.
Penghargaan dan Penghinaan
Setelah perang usai, Turing melanjutkan karirnya di bidang komputer. Dia mengambil posisi di University of Manchester dan fokus pada penciptaan komputer pertama yang berfungsi di Inggris. Turing juga merupakan salah satu pionir dalam bidang kecerdasan buatan.
Dia memiliki keyakinan bahwa komputer akan menjadi sangat kuat sehingga mereka dapat berpikir seperti manusia. Turing merancang Tes Turing, yang juga dikenal sebagai "permainan imitasi", sebagai cara untuk menentukan apakah komputer dapat meniru perilaku manusia.
Pada tahun 1951, Turing menerima penghargaan ilmiah tertinggi di Inggris saat ia terpilih sebagai fellow dari Royal Society. Namun, kebahagiaan Turing tidak berlangsung lama. Pada tahun yang sama, dia dihukum karena tindakan homoseksual, yang pada saat itu merupakan kejahatan di Inggris. Turing dilarang bekerja untuk pemerintah dan dikucilkan dari bidang yang dia bantu memajukan.
Pada tahun 1954, Turing meninggal dunia dalam keadaan yang tragis. Dia diracuni oleh sianida dan ditemukan dalam keadaan yang mengindikasikan bunuh diri. Kehilangannya adalah sebuah tragedi, terutama mengingat kontribusinya yang luar biasa dalam memenangkan perang dan dalam pengembangan ilmu komputer.
Pengakuan Setelah Meninggal
Alan Turing baru diakui secara luas oleh publik ketika film "The Imitation Game" dirilis pada tahun 2014. Film tersebut menceritakan kisah hidupnya dan upaya luar biasanya dalam memecahkan kode Enigma. Sejak itu, Turing telah menerima pengakuan yang semakin besar atas kontribusinya.
Pada tahun 2009, Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, secara terbuka meminta maaf atas perlakuan yang tidak adil terhadap Turing. Pemerintah Inggris menyadari bahwa Turing pantas mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang lebih besar atas jasanya. Dan pada tahun 2017, Parlemen Inggris mengesahkan undang-undang yang menghapuskan catatan kriminal bagi 49.000 pria yang pernah dihukum karena tindakan homoseksual, termasuk Turing.
Kontribusi Alan Turing dalam Perang Dunia II dan dalam bidang komputer tidak dapat disangkal. Dia adalah seorang jenius yang memecahkan kode rahasia dan membantu memenangkan perang. Meskipun dia mengalami pengkhianatan dan perlakuan tidak adil dari negaranya sendiri, Turing akhirnya mendapatkan pengakuan yang layak sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah.
Sumber referensi: Newsthink
Posting Komentar untuk " Alan Turing: Sang Pemecah Kode Nazi yang Di Khianati Negaranya"